Sabtu, 15 Oktober 2016

Mengapa hidupku begini2 saja Tuhan? Selalu menyedihkan.. Selalu menangis.. Tak dapatkah aku memperoleh kebahagiaan? Tak bolehkan aku mencicipi sedikit kebahagiaan itu Tuhan? Memulai hidup baru, kuberpikir akan mendapatkan kebahagiaan. Nyatanya, tangis jg yg kuterima. Sampai kapan aku harus mengerti perasaan orang lain dan tak mengiraukan perasaanku? Sampai kapan air mata ini akan menetes? Janji tinggallah janji.. Semua yang dikatakannya dulu seolah terbang terbawa angin. Oh Tuhaaann, akankah semua ini akan berakhir? Atau mati adalah kebahagiaan untukku. Jika ya, lbh baik aku kembali kepangkuanMu saja Bapa.

Senin, 06 Juni 2016

Serapi apa pun bangkai dibungkus, baunya akan tercium juga. Ya hal paling tak pernah bisa kulakukan adalah berbohong. Terutama pada bapakku. Akhirnya semuanya terbongkar, baru kali ini aku membuat bapakku malu di hadapan manusia. Semua karena kebohonganku. Karenaku di dpn teman2nya ia tak punya muka. Berutung aku punya bapak berhati malaikat yang tak pernah mempermasalahkannya. Namun hanya satu pesannya, nanti habislah kau klo mamamu tau kau bohong. Dan hal itu yang paling kutakuti. Tuhan, hanya padaMu aku berlindung. Kumohon, biarkan kali ini saja mama tak mengetahui kebohongan ini. Semua demi kebaikan. Kumohon padaMu Bapa, biarlah hanya aku yang menanggung semua ini.
Ooohh Tuhaaann.. Lama-lama aku benar-benar bisa gila. Kenapa setiap kali aku tinggal di kota ini aku tak pernah bisa merasakan kenyamanan dan ketenangan. Di rumah aku selalu dimarahi, disalahi dan diomeli. Di luar aku tak punya teman yang dapat berbagi suka dan dukaku. Di sisi lain, orang yang kuanggap adalah sandaranku juga mengecewakanku. Apa yang harus kulakukan Tuhan. Semua terasa sesak di dada. Aku tak punya sandaran untuk berbagi. Aku tak punya orang yang dapat mengerti aku di tempat ini. Apakah berlari dari tempat ini akan menyelesaikan masalahku Tuhan? Apakah aku mampu melewati ini Tuhan. Mama bawa aku bersamamu. Aku merindukanmu. Peluk aku dari jauh ma. Agar aku mendapatkan ketenangan ini. Agar semua beban ini hilang dan lenyap Tuhan. Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan?
Tuhan.. Tuhaaann.. Apa lagi yang harus kulakukan. Aku terlalu letih untuk mengerti perasaan orang lain sementara tak ada yang mengerti aku. Aku capek menjaga semua perasaan orang dan menanggung semua beban ini seorang diri. Semua orang menyalahkanku. Semua orang perasaannya harus aku jaga. Aku tak mengerti mengapa hidupku selalu penuh dengan tangis dan kesedihan. Orang-orang di sekitarku tak pernah mengerti perasaanku. Aku telah lama bersabar menunggu perubahan itu. Namun, sepertinya perubahan itu tak pernah ada. Dia berjanji akan mengerti aku, namun janji tinggallah janji. Demi dia aku berbohong pada kedua orangtuaku, hal yang sangat jarang kulakukan. Demi dia aku selalu dimarahi mamaku. Demi dia letih ini tak pernah terucap. Demi dia bosanku dan hobbyku semuanya kulupakan. Demi dia aku meninggalkan segala keglamoran hidupku. Demi dia juga aku mengalah dan mengalah. Sampai kapan aku akan terus mengalah dan mengerti dia Tuhan? Akankah seumur hidupku tangis ini akan terus tercurah. Hari ini sakit hati ini terukuir kembali Tuhan. Ketika dia tak mengindahkan ajakanku mengambil gaun yang akan kukenakan bersamanya nantinya. Gaun hijau kesukaannya yang ingin kukenakan dan kubuat cantik agar dia terpesona melihatku mengenakannya. Namun tak ada antusias di matanya. Mengapa hanya aku yang bersemangat? Demi dia kurelakan semua tabunganku membuat yang terbaik. Namun apa? Dia justru mengatakan hal yang membuatku sedih bukannya bahagia. Hari ini menangis kudalam renungku Tuhan. Mampukah aku melalui ini semua? Meratap dalam tangisku? Andai esok mata ini tak terbuka Tuhan. Karena esok akan menjadi sedihku lagi. Lebih baik aku pergi dan menghilang saja. Karena tak seorang jua akan mencariku.

Rabu, 03 Februari 2016

Selama hidup aku tak pernah dipedulikan, selama tak dianggap. Mengapa aku selalu ditelantarkan. Tak pernah diperhatikan. Sejak kecil hanya mereka yang selalu diprioritaskan, selalu diberi yang terbaik. Sedangkan aku, hanya dianggap angin lalu dibiarkan begitu saja. Apa salahku Tuhan? Mengapa aku harus menangung semua kesedihan selama hidupku. Mereka hanya datang padaku ketika mereka susah, namun ketika ketika mereka bahagia tak ada yang mengingatku. Selalu menuntut tak pernah memberi. Ya Tuhan, mampukan aku bertahan dalam keluarga ini. Pilu yg kurasa sejak dulu hampir meluap dan meledak. Berikan aku kesabaranMu, Bapa agar aku mampu melewati ini semua.