Senin, 30 November 2015

Tak dapat kupejamkan mata ini Tuhan. Sesak dalam dada menghantuiku, hingga tidur pun aku tak sanggup. Pada sapa kuharus mengadu Bapa, pada sapa kutuangankan pedih ini Tuhan. Bersandar pada manusia,kecewa yang kudapatkan. Berjuta doa kupanjatkan padaMu Bapa, namun bahagia itu tak kunjung kudapat. Bosan aku dengan air mata Tuhan. Tak pernah ada yang mengerti aku. Jika boleh aku memohon, bawa aku menghilang dari dunia ini Tuhan. Terlalu letih aku menghadapi kesendirianku di dunia ini. Hanya air mata yang selalu kudapatkan dari orang-orang yg kusayangi. Tak ada yang mengerti aku. Semua menuntutku untuk mengerti mereka. Tapi yang kudapat hanya luka. Tuhan.. Pada sapa kutuangkan kesedihanku ini. Ingin rasanya kupejamkan mata ini selamanya untuk menghapus lukaku.
Serba salah.. Selalu aku yg disalahkan. Selalu aku yg menjaga perasaan semua org. Knp aku memiliki hati yg sangat lemah Tuhan? Aku selalu mementingkan perasaan org lain. Aku jaga agar dia baik di mata org tua, tp dia tak mengerti. Aku selalu menjaga perasaannya, memberikan yg terbaik, merelakan kebebasanku, memulai kembali kehidupan di kota yang sangat tak kusukai. Karenanya kurasakan lg derita yang selama ini kuhindari. Karenanya air mata yg dulu selalu mengalir kembali mengalir. Deminya, kutinggalkan semua kesenangan dan kebebasanku. Deminya aku bertahan di tengah derita ini. Namun apa yg aku dapat Tuhan? Perasaannya yg kujaga, namun dia tak menjaga perasaanku. Hancur rasanya hati ini. Semua janji-janji yang diucapkannya sirna bersama angin. Kata-kata yang tajam menggores hati ini. Mampukah aku bertahan lagi Tuhan. Di tengah pedihku, kuberharap dia menopangku. Tapi yang terjadi, dia menambah luka di hati ini. Inikah jalanku Tuhan?